Tentang si Empunya Blog

Think Smart to live well

20 September 2010

THALASSAEMIA (Artikel dari Sulastowo)

Talasemia adalah penyakit yang diturunkan, yang berasal dari pasangan yang membawa sifat talasemia. Dalam hal ini kemungkinan yang terjadi pada anak yang dilahirkan adalah 25% talasemia mayor, 50% carrier (pembawa sifat) dan 25% sehat. Maksudnya, dalam setiap kehamilan dari pasangan tersebut terdapat kemungkinan satu berbanding empat bagi anak mereka untuk menderita talasemia mayor, dua banding empat kemungkinan anak membawa gen talasemia (carrier) dan satu banding empat kemungkinan anak berdarah normal dan tumbuh sehat.

Menurut ginekolog Prof. Dr. dr. Gulardi Wiknjosastro, seandainya janin telah diketahui mengidap talasemia, perlu kiranya orang tua melakukan konseling genetik dengan tim? yang terdiri dari dokter kebidanan, dokter anak, psikolog dan ahli agama sehingga orang tua mendapat informasi sejelas-jelasnya.

Saat ini, menurut Prof Dr. Sangkot Marzuki, penyakit talasemia adalah penyakit keturunan yang paling banyak? di Indonesia. “Frekuensinya terus meningkat dengan penderita sekitar 2000 orang per tahun,” jelas Direktur Lembaga Biologi Molekul Eijkman ini.

Bagi sebagian besar orang tua, mempunyai anak yang menderita talasemia merupakan beban yang sangat berat, baik moral maupun material. Pasalnya, selain harus terus memonitor tumbuh kembang si anak, biaya yang dibutuhkan untuk transfusi darah juga tergolong mahal, bisa menghabiskan jutaan rupiah tiap bulannya.

Talasemia merupakan penyakit kelainan darah yang bersifat menurun (genetik). Pada keadaan ini, sel darah merah yang dihasilkan tubuh tidak normal dan pecah lebih cepat dari sel darah merah normal. Akibatnya, sepanjang hidupnya penderita terpaksa bergantung pada pasokan darah donor agar dapat memperpanjang hidupnya.

Secara umum, kita membagi talasemia menjadi talasemia mayor dan talasemia minor (disebut juga talasemia trait/pembawa sifat). Umumnya penderita talasemia minor tidak merasakan gejala apapun. Hanya kadang-kadang mengalami anemia kekurangan zat besi ringan. Untungnya lagi, tidak semua penderita talasemia minor atau carrier kelak akan mengidap talasemia mayor. Kemungkinan untuk itu hampir tidak ada.

Berbeda dengan talasemia minor, anak yang menderita talasemia mayor perlu mendapat perhatian juga perawatan khusus. Pasalnya, di dalam tubuhnya tidak tersedia hemoglobin dalam jumlah cukup karena tulang sumsumnya tidak dapat memproduksi sel darah merah dalam kadar yang dibutuhkan. Pada saat lahir, anak umumnya lahir normal tetapi pada usia 3 sampai 18 bulan mulai kekurangan darah. Untuk itu, anak harus segera diobati, jika tidak kemungkinan usianya hanya mencapai 1-8 tahun.

Menurut Kepala subbagian Hematologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI dr. Djajadiman Gatot SpA(K), pada umumnya anak yang mengidap talasemia sering memperlihatkan gejala? rewel, tidak nyenyak tidur, susah makan dan sering muntah. Malah jika disertai muka pucat, perut membesar dan keras karena limpa membengkak dapat dipastikan anak tersebut telah mengidap talasemia mayor (stadium berat). Untuk itu, disarankan agar si anak tidak berolahraga, bermain atau melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membuat anak cepat lelah. (i-comers)

Sumber:

0 comments:

Posting Komentar

 

About Me

Photo Flipbook Slideshow Maker

Im just no longer entirely mine... then I just can sing out: I believe You're my Healer I believe You are all I need You hold my world in Your hands I believe You're my portion I believe You're more than enough for me.. You're all I need.

Followers

By The Way Blog this!

Apa yang tertulis di Blog ini adalah mengenai info - info seputar masalah kesehatan dan gaya hidup sehat,, Setiap pembaca bebas menanggapi atau sekedar ikut menikmati atau mau berbagi pengetahuan atau kisah seputar kesehatan... tentulah boleh ! It's a Smart Ways to live well Rakyat Sehat,, Bangsa Kuat !! Sebab Sehat itu Mahal !!

Think Smart to live well Copyright © 2009 Community is Designed by HOME