Tentang si Empunya Blog

Think Smart to live well

20 September 2010

FAKTA SEJARAH “THALASSAEMIA DAPAT HIDUP SEHAT TANPA TRANFUSI” (TESTIMONI)

FAKTA SEJARAH “THALASSAEMIA DAPAT HIDUP SEHAT TANPA TRANFUSI” (TESTIMONI)

Pertama kali di Indonesia bahkan di Dunia - Semua hanya atas Kuasa Allah, puji syukur ibu saya (Ibu MENING - sebagai orang tua penderita thalassaemia mayor) diberikan petunjuk Allah dalam menemukan jalan kesembuhan untuk penyakit kedua anak saya sebagai penderita Thalassaemia Mayor.
Yakinlah bahwa semua penyakit ada obatnya, marilah kita selalu bermunajat kepada Allah agar kita selalu diberikan petunjuk dan kemudahan.  
                       
TESTI MONI 20 tahun yang lalu, mencermati, menelusuri, memahami, menghayati dan mengalami, berdasarkan logika, rasional, keyakinan, insting dan Doa.

Berdasarkan Peta Thallasaemia, Bahwa THALASSAEMIA adalah nama suatu jenis Anemia. Kata Thalassaemia berasal dari bahasa Yunani (Thalassaemia berarti laut atau anemia) dan artinya “ANEMIA LAUT“ karena  banyak orang  yang menderita penyakit ini  hidup di sekitar Laut Tengah, dan Penyakit ini disebut  pula ‘ Mediterania Anemia.

Puji syukur atas Rahmat dan Karunia Allah, bahwa ibu saya bukan siapa–siapa, dan selaku orang Tua saya telah divonis menderita Thalassaemia Mayor, dari hasil diagnosa RS. Cipto Mangunkusumo 20 tahun yang lalu,  menurut  keterangan Dokter bahwa saya harus tranfusi darah selama hidupnya.  Puji syukur saya, dapat hidup sehat tanpa tranfusi darah  selama 20 tahun  sehat walafiat cukup dengan pola makan 4 SEHAT 5 SEMPURNA dan RAMUAN HERBAL ALAMI yang tumbuh subur di bumi Pertwi Indonesia ciptaan Allah ini fakta sejarah di Indonesia bahkan di dunia.

3 DIFINISI Tentang apa yang sesungguhnya Thalassaemia mayor itu?

1.      Pendapat Dra. Sriwinasih / Mening 
Testi moni : 1990 - 1991
Bahwa Thalassaemia apapun itu namanya Mayor atau minor yang terjadi pada anak–anak, faktor penyebab utama yang sesungguhnya adalah anak-anak  kekurangan  gizi  yang sangat akut, terjadi secara berlarut–larut  serta  di barengi proses pencernakan anak tidak dengan baik, rasa mual, eneq, mau muntah tetapi tidak bisa muntah, ingin buang angin susah, tidak ada nafsu makan dan susah tidur nyenyak, yang pada akhirnya anak mudah sakit-sakitan.  Sehingga kondisi fisiknya semakin lemah, muka pucat, mudah lelah dan letih karena darahnya rendah / Hb Drop (dibawah normal).  Seperti yang telah dikemukakan Dr. MODEL dari Inggris bahwa ”Thalassaemia is the most important inherited disease in the world”, penyakit thalassaemia awalnya terkena pada anak-anak sejak usia 3-18bulan dan kemudian tampak menunjukan gejala atau suatu kelainan pada penderita. Dra. Sriwinasih berpendapat bahwa Anemia indentik Thalassaemia minor karena gejala, keluan sama dan cara penangulanagan pun sama .

2.      Pendapat  Dra  Sri Winasih / Mening  dan  Indrtiati  (Biologi)
Testi moni II  :1997
Thalassaemia  Mayor  yang  terjadi pada anak–anak biasa terjadi diusia 0–5  tahun. Usia yang sangat sensitif sekali  dalam perawatanya. Anemia  yang terjadi pada anak–anak disebabkan karena kebutuhan jumlah kadar protein dan kalori dalam  kondisi  tubuhnya tidak pernah mencapai target atau normal dan tidak seimbangnya antara berat badan dan umur si  anak, sehingga  anak mudah sakit–sakitan, fisik semakin lemah, letih, tidak ada nafsu makan, mual, perut terasa begah atau kembung dan sulit tidur, serta terindikasinya dalam mengkomsumsi obat anti biotik dan obat panas yang berdosis tinggi.
Sehingga sel–sel darah merah itu mudah pecah dan rusak karena tidak mampu  menerima obat  tersebut yang pada akhirnya  Hb  si anak menjadi drop dan secara dratis HB bisa hanya 4 bahkan Hb hanya 2,5, Itulah THALASSAEMIA MAYOR,

INGAT!! Tetapi sepanjang sel darah merah yang telah pecah dan rusak, diatasi secara tepat dan benar maka Hb si anak-anak akan membaik secara bertahap, dan kontinyu  sehingga  anak dapat  hidup sehat Walafiat tanpa harus tranfusi darah atau hidup Ketergantungan darah orang lain. KuNcinya adalah orang tua penderita harus telaten dan teliti pada gejala yang anak hadapi!!

3.      Pendapat Dra. Sri Winasih/Mening:
Setetes sel  Darah Merah yang terbentuk dalam tubuh penderita akan lebih sempurna dan efektif dengan mengkonsumsi zat–zat nutrisi yang berasal dari pola makan 4 sehat 5 sempurna dan Ramuan Herbal Alami, yang tanpa resiko zat–zat kimia karena dapat menjaring rangsangan sel darah merah dalam jumlah yang lebih besar sehingga sel–sel darah  mudah terbentuk sendiri dengan kualitas Hb normal atau lebih optimal dan ketahanan tubuhnya tetap sehat prima. Menurut Analisa secara logika, rasional  dan bukti nyata.

Sumber : http://go-hidupsehat.blogspot.com

THALASSAEMIA (Artikel dari Sulastowo)

Talasemia adalah penyakit yang diturunkan, yang berasal dari pasangan yang membawa sifat talasemia. Dalam hal ini kemungkinan yang terjadi pada anak yang dilahirkan adalah 25% talasemia mayor, 50% carrier (pembawa sifat) dan 25% sehat. Maksudnya, dalam setiap kehamilan dari pasangan tersebut terdapat kemungkinan satu berbanding empat bagi anak mereka untuk menderita talasemia mayor, dua banding empat kemungkinan anak membawa gen talasemia (carrier) dan satu banding empat kemungkinan anak berdarah normal dan tumbuh sehat.

Menurut ginekolog Prof. Dr. dr. Gulardi Wiknjosastro, seandainya janin telah diketahui mengidap talasemia, perlu kiranya orang tua melakukan konseling genetik dengan tim? yang terdiri dari dokter kebidanan, dokter anak, psikolog dan ahli agama sehingga orang tua mendapat informasi sejelas-jelasnya.

Saat ini, menurut Prof Dr. Sangkot Marzuki, penyakit talasemia adalah penyakit keturunan yang paling banyak? di Indonesia. “Frekuensinya terus meningkat dengan penderita sekitar 2000 orang per tahun,” jelas Direktur Lembaga Biologi Molekul Eijkman ini.

Bagi sebagian besar orang tua, mempunyai anak yang menderita talasemia merupakan beban yang sangat berat, baik moral maupun material. Pasalnya, selain harus terus memonitor tumbuh kembang si anak, biaya yang dibutuhkan untuk transfusi darah juga tergolong mahal, bisa menghabiskan jutaan rupiah tiap bulannya.

Talasemia merupakan penyakit kelainan darah yang bersifat menurun (genetik). Pada keadaan ini, sel darah merah yang dihasilkan tubuh tidak normal dan pecah lebih cepat dari sel darah merah normal. Akibatnya, sepanjang hidupnya penderita terpaksa bergantung pada pasokan darah donor agar dapat memperpanjang hidupnya.

Secara umum, kita membagi talasemia menjadi talasemia mayor dan talasemia minor (disebut juga talasemia trait/pembawa sifat). Umumnya penderita talasemia minor tidak merasakan gejala apapun. Hanya kadang-kadang mengalami anemia kekurangan zat besi ringan. Untungnya lagi, tidak semua penderita talasemia minor atau carrier kelak akan mengidap talasemia mayor. Kemungkinan untuk itu hampir tidak ada.

Berbeda dengan talasemia minor, anak yang menderita talasemia mayor perlu mendapat perhatian juga perawatan khusus. Pasalnya, di dalam tubuhnya tidak tersedia hemoglobin dalam jumlah cukup karena tulang sumsumnya tidak dapat memproduksi sel darah merah dalam kadar yang dibutuhkan. Pada saat lahir, anak umumnya lahir normal tetapi pada usia 3 sampai 18 bulan mulai kekurangan darah. Untuk itu, anak harus segera diobati, jika tidak kemungkinan usianya hanya mencapai 1-8 tahun.

Menurut Kepala subbagian Hematologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI dr. Djajadiman Gatot SpA(K), pada umumnya anak yang mengidap talasemia sering memperlihatkan gejala? rewel, tidak nyenyak tidur, susah makan dan sering muntah. Malah jika disertai muka pucat, perut membesar dan keras karena limpa membengkak dapat dipastikan anak tersebut telah mengidap talasemia mayor (stadium berat). Untuk itu, disarankan agar si anak tidak berolahraga, bermain atau melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membuat anak cepat lelah. (i-comers)

Sumber:

Pisang Sumber Karbohidrat, bikin otak jadi fresh!

Selain memberikan kontribusi gizi lebih tinggi daripada apel, pisang juga dapat menyediakan cadangan energi dengan cepat bila dibutuhkan. Termasuk ketika otak mengalami keletihan.
Makanan ringan dari pisang sangat populer bagi masyarakat di perkotaan maupun pedesaan. Beragam jenis makanan ringan dari pisang yang cukup populer antara lain kripik asal Lampung, sale (Bandung), molen (Bogor), dan epe (Makassar).


Ada laporan yang menyebutkan bahwa pisang berasal dari Asia Tenggara, Brasil, dan India. Di Asia Tenggara, pisang diyakini berasal dari Semenanjung Malaysia dan Filipina. Pisang telah lama berkembang di India, yaitu sejak 500 tahun sebelum Masehi dan menyebar sampai ke daerah Pasifik.


Pisang berkembang subur pada daerah tropis yang lembab, terutama di dataran rendah. Karena itu, di daerah hujan turun merata sepanjang tahun, produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim. Tidak heran, Indonesia, Kepulauan Pasifik, dan Brasil terkenal sebagai negara pengekspor pisang.
Namun, Indonesia tidak termasuk dalam 15 negara terbesar di dunia yang mengonsumsi pisang. Masyarakat di negara-negara Afrika dan Amerika Latin dikenal sangat tinggi mengonsumsi pisang setiap tahunnya.


Berdasarkan cara konsumsi, pisang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, contohnya pisang ambon, susu, raja, seribu, dan sunripe. Plantain adalah pisang yang dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli.

Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.


Energi Instan
Nilai energi pisang sekitar 136 kalori untuk setiap 100 gram, yang secara keseluruhan berasal dari karbohidrat. Nilai energi pisang dua kali lipat lebih tinggi daripada apel. Apel dengan berat sama (100 gram) hanya mengandung 54 kalori.



Karbohidrat pisang menyediakan energi sedikit lebih lambat dibandingkan dengan gula pasir dan sirup, tetapi lebih cepat dari nasi, biskuit, dan sejenis roti. Oleh sebab itu, banyak atlet saat jeda atau istirahat mengonsumsi pisang sebagai cadangan energi.


Kandungan energi pisang merupakan energi instan, yang mudah tersedia dalam waktu singkat, sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat. Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara bertahap, sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu tidak terlalu cepat. Karbohidrat pisang merupakan cadangan energi yang sangat baik digunakan dan dapat secara cepat tersedia bagi tubuh.


Gula pisang merupakan gula buah, yaitu terdiri dari fruktosa yang mempunyai indek glikemik lebih rendah dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup baik sebagai penyimpan energi karena sedikit lebih lambat dimetabolisme. Sehabis bekerja keras atau berpikir, selalu timbul rasa kantuk. Keadaan ini merupakan tanda-tanda otak kekurangan energi, sehingga aktivitas secara biologis juga menurun.


Untuk melakukan aktivitasnya, otak memerlukan energi berupa glukosa. Glukosa darah sangat vital bagi otak untuk dapat berfungsi dengan baik, antara lain diekspresikan dalam kemampuan daya ingat. Glukosa tersebut terutama diperoleh dari sirkulasi darah otak karena glikogen sebagai cadangan glukosa sangat terbatas keberadaannya.


Glukosa darah terutama didapat dari asupan makanan sumber karbohidrat. Pisang adalah alternatif terbaik untuk menyediakan energi di saat-saat istirahat atau jeda, pada waktu otak sangat membutuhkan energi yang cepat tersedia untuk aktivitas biologis.

Namun, kandungan protein dan lemak pisang ternyata kurang bagus dan sangat rendah, yaitu hanya 2,3 persen dan 0,13 persen. Meski demikian, kandungan lemak dan protein pisang masih lebih tinggi dari apel, yang hanya 0,3 persen. Karena itu, tidak perlu takut kegemukan walau mengonsumsi pisang dalam jumlah banyak.


Kaya Mineral
Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, kalsium, dan besi. Bila dibandingkan dengan jenis makanan nabati lain, mineral pisang, khususnya besi, hampir seluruhnya (100 persen) dapat diserap tubuh.


Berdasarkan berat kering, kadar besi pisang mencapai 2 miligram per 100 gram dan seng 0,8 mg. Bandingkan dengan apel, yang hanya mengandung 0,2 mg besi dan 0,1 mg seng untuk berat 100 gram.



Kandungan vitaminnya sangat tinggi, terutama provitamin A, yaitu betakaroten, sebesar 45 mg per 100 gram berat kering, sedangkan pada apel hanya 15 mg. Pisang juga mengandung vitamin B, yaitu tiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin B6 (piridoxin).


Kandungan vitamin B6 pisang cukup tinggi, yaitu sebesar 0,5 mg per 100 gram. Selain berfungsi sebagai koenzim untuk beberapa reaksi dalam metabolisme, vitamin B6 berperan dalam sintetis dan metabolisme protein, khususnya serotonin. Serotonin diyakini berperan aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.


Vitamin B6 juga berperan dalam metabolisme energi yang berasal dari karbohidrat. Peran vitamin B6 ini jelas mendukung ketersediaan energi bagi otak untuk aktivitas sehari-hari. @ DR. Ir. Faisal Anwar, MS Staf Pengajar Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB

http://k4yu.blogspot.com
 

About Me

Photo Flipbook Slideshow Maker

Im just no longer entirely mine... then I just can sing out: I believe You're my Healer I believe You are all I need You hold my world in Your hands I believe You're my portion I believe You're more than enough for me.. You're all I need.

Followers

By The Way Blog this!

Apa yang tertulis di Blog ini adalah mengenai info - info seputar masalah kesehatan dan gaya hidup sehat,, Setiap pembaca bebas menanggapi atau sekedar ikut menikmati atau mau berbagi pengetahuan atau kisah seputar kesehatan... tentulah boleh ! It's a Smart Ways to live well Rakyat Sehat,, Bangsa Kuat !! Sebab Sehat itu Mahal !!

Think Smart to live well Copyright © 2009 Community is Designed by HOME