Tentang si Empunya Blog

Think Smart to live well

01 Mei 2014

Ulah Kuatir! TB teh sekarang bisa disembuhkan.

*Cerita ini hanya sebuah ilustrasi dari penulis yang ingin sampaikan agar pembaca lebih mudah memahami maksud dan tujuan penulis [tokoh / karakter, tempat dan latar merupakan fiktif belaka, jadi mohon maaf bila ada kesalahan atau kesamaan baik dari segi cerita dan alur cerita].


Tokoh dan Karakter:
Kang Ocit              : Orang Sunda [Kekasih neng Ocha]
Neng Ocha            : Penderita TB
Dokter Budi          : Dokter Spesialis Ahli Dalam
Suster

Disuatu hari Minggu pagi yang cerah, di rumah neng Ocha [Perumahan Tipe 21 daerah bilangan Cibinong – Bogor], kang Ocit menghampiri ke rumah neng Ocha yang sedang sakit.

Neng Ocha, neng Ocha {prepet prepet prepet, kang Ocit dateng nih mau ngejenguk neng Ocha tersayang.



Ekh kang Ocit, masuk atuh kang kerumah, ulah segala repot – repot.

Ini mah teu sabarapa, buat neng Ocha mah apa sih yang nggak hehehe ^^ ngomong- ngomong, kumaha sekarang keadaanna? Udah sehatan belum, kok kayanya lemes kitu? Badan neng makin hari makin kurus juga? Neng teh sebenarnya sakit apa sih neng?

Belum kang, neng teh sebenarnya teu ngerti juga sama penyakit neng. Udah beberapa lama ini teh, neng sering batuk, berdahak juga dan warnanya kalau dilihat – lihat teh warnanya agak kekuningan – kuningan dan terkadang juga ngeluarkan darah segar. Neng juga udah minum obat batuk, tapi batuk gak sembuh – sembuh, neng jadi kuatir kang!

Neng Ocha udah periksa ke dokter?

Belum kang, neng mah takut disuntik kalo berobat ke dokter.

Ulah kitu atuh neng, kang Ocit anterin yuk ke Rumah Sakit biar diperiksa sama dokter biar tahu kalo neng itu sebenarnya sakit apa? Jadi biar bisa cepet sembuh biar bisa pacaran lagi ama kang Ocit hehehe^^ Hayuk atuh neng, kang Ocit antarkan ke Rumah Sakit sekarang!

 iya deh kang.

Akhirnya mereka berdua pun pergi ke Rumah Sakit Cibinong terdekat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap penyakit yang sedang dideritai neng Ocha.
*Sesampainya si Rumah Sakit!

Permisi suster, saya mau periksakan neng Ocha teh bagaimana caranya? Sekalian saya mau konsultasi dengan dokter spesialis ahli dalam, karena neng Ocha udah lama batuk berdarah terus.

Suster : Silahkan bapak isi form untuk berobat dan konsultasi ini, dan silahkan bapak tunggu sebentar di ruang tunggu depan ruang spesialis dalam sampai nama pasien dipanggil suster jaga yang bertugas, ya pak?
Oh begitu suster, iya makasih suster.


Dan akhirnya, kang Ocit dan neng Ocha pun menunggu di ruang tunggu yang telah disediakan. Beberapa menit kemudian,

Suster : Sdri. Ocha Permatasari, silahkan masuk ke ruangan spesialis ahli dalam!
Kang, nama neng dipanggil! Neng gak mau masuk akh, takut disuntik!

Ikh, ulah kitu atuh neng, hayuk kang Ocit temenin. Gak usah kuatir neng, kan ada kang Ocit hehe ^^

Suster : Silahkan masuk bu! 
Dokter ini biodata pasien dan keluhan pasien yang dialaminya. [sembari menyertakan form yang telah diisi di ruang receptionist tadi].

Selamat pagi, perkenalkan saya dokter Budi. Silahkan duduk! Dengan ibu Ocha? Keluhannya apa saja bu, yang dirasakan selama ini?



Saya mah gapapa kok dokter, udah sehatan! 
[gemetaran ketakutan]
   
Lah, kumaha kitu sih neng, begini dokter pacar saya ini sakit batuk udah lama sekali belum sembuh – sembuh. Batuknya berdahak kekuning – kuningan dan kadang juga mengeluarkan darah. Badannya juga sering lemes kitu si neng. Maklumin pacar saya yah dokter, dia mah takut sama dokter takut disuntik katanya hehehe



Dokter, jangan suntik neng yah dokter

Mari bu, saya periksa dulu ibu sebentar 
[sambil tersenyum]

*Usai setelah neng Ocha diperiksa,

Dari hasil pemeriksaan sementara dan melihat keluhan yang dialami bu Ocha selama ini, Bu Ocha sepertinya terkena penyakit TB / tuberculosis.

 TB, dokter?
[sambil garuk - garuk kepala]

Iya, tetapi untuk lebih akurat dan kepastiannya, bu Ocha harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk pendektesian, apakah bu Ocha memang memiliki bakteri  TB atau tidak?

Saya mah gak mau disuntik dokter?

[sambil tersenyum] tidak apa – apa bu Ocha, pemeriksaan ini harus dilakukan agar kita bisa mengetahui, apakah ibu Ocha positif memiliki infeksi TB dalam tubuh? Karena apabila ibu ternyata memilikinya, dan ibu tidak mau melakukan pemeriksaan lebih lanjut tentu akan membahayakan kesehatan ibu Ocha nantinya.

Penyakit TB, itu teh penyakit apa ya dokter? 
Bahaya kah dokter?

Penyakit TB atau Tuberculosis yang biasa dikenal dengan penyakit TBC ini adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri (kuman) Mycobacterium tuberculosis. Tentu akan berbahaya bagi si penderita, apabila penyakit ini tidak mengalami penanganan cepat, karena bakteri TB dapat bertahan terhadap asam yang dapat merusakkan paru-paru juga bagian tubuh lain yang dapat mengakibatkan penyakit bertambah parah. Penyakit ini juga dapat menularkan kepada siapapun termasuk orang disekitarnya melalui udara. Ada baiknya, untuk itu bapak juga diperiksa seperti bu Ocha, agar bisa menetahuinya, sehingga jika belum terkena bapak bisa mengantisipasinya dengan mencegahnya.

 TB bisa disembuhkan, kan dokter?


Ibu dan Bapak tidak perlu kuatir, karena TB bukanlah suatu penyakit yang mengerikan lagi, TB bisa disembuhkan! asalkan ibu mau rutin dan disiplin untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang disarankan dokter.

Tuh Neng, dengerin pak dokter! Biar neng bisa cepet sembuh dari TB.

Iya atuh kang, saya teh sekarang mau nurut sarannya pak dokter agar cepat sembuh.


[dokter pun tersenyum kembali] ibu dan bapak harus sabar dalam melakukan pengobatan ini, karena TB tidak bisa langsung secara instan disembuhkan begitu saja. Tergantung dari infeksi TB yang dialami ibu, karena kuman TB yang terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TB dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru. Untuk itu, ibu akan diperiksa lebih lanjut agar mengetahui infeksi dahulu, ya bu.
 
Pemeriksaannya itu apa saja ya dokter?
Saya akan melakukan 3 tes kepada ibu Ocha. Pertama Tes dahak, untuk mengetahui apakah ada kuman TB dalam dahak yang dibatukkan ibu. Kedua adalah Tes Kulit Tuberkulin (Tes Mantoux) menunjukkan apakah ibu kemungkinan terinfeksi. Dan ketiga adalah melakukan Sinar X dada yang dapat menunjukkan apakah adanya TB pada paru-paru. Sedangkan untuk bapak, saya menyarankan bapak untuk periksa Tes dahak saja.

Iya dokter, saya mau mengikuti tes tersebut.


Iya saya juga pak dokter, setuju! demi kesehatan bersama.


Baik, nanti bapak dan ibu akan dipandu suster Amel untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dan hasilnya akan kita ketahui nanti siang.

Akhirnya neng Ocha dan kang Ocit melakukan pemeriksaan lebih lanjut guna mengetahui penyakit yang di derita neng Ocha selama ini. Beberapa jam kemudian, setelah melakukan pemeriksaan:

Suster Amel : Bapak dan ibu, silahkan tunggu di ruang tunggu spesialis ahli dalam tadi yang pertama kali datang berobat tadi untuk konsultasi kembali dengan dokter Budi.

Baik suster.


*Beberapa menit kemudian, tidak lama mereka berdua pun dipanggil kembali dan masuk keruangan dokter Budi.

Begini, setelah dilakukan pemeriksaan! Ternyata bu Ocha positif terkena TB dengan klasifikasi III yaitu Penderita baru TB paru dan BTA positif. Sedangkan untuk bapak Ocit hasilnya nihil.

Bagaimana ya dokter sebaiknya?


Bu Ocha akan perlu penanganan khusus. Sementara ini ibu akan saya berikan obat rifampisin, pirazinamid, dan etambutol yang diminum setiap hari untuk tahap intensif selama dua bulan, agar kumannya tidak cepat menjadi resisten. Setelah dua bulan, obat INH dan rifampisin diminum tiga kali dalam seminggu sebagai tahap lanjutannya. Dan ada baiknya ibu untuk teratur minum obatnya dan control untuk pemeriksaan agar kita bisa memantau perkembangannya.

Lama sekali dokter? 
Kira – kira obatnya menimbulkan efek samping kah, dokter?

Ya, maka dari itu ibu harus sabar dan telaten untuk itu. Ada efek sampingnya. Biasanya penderita akan mengalami gatal – gatal pada kulit karena disebabkan oleh Rifamisin, namun rasa gatal tersebut lama-lama akhirnya akan hilang dengan sendirinya. Selain itu, ibu juga akan mengalami gangguan penglihatan mata yang disebabkan oleh obat ethambutol tersebut. Ibu  harus banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi seperti telur, susu dan makanan lain yang cukup tinggi kadar proteinnya, sebagai daya tahan sel hati ibu terhadap efek samping obat pirazinamid yang dapat menyebabkan gangguan pada sel hati dengan meningkatnya kadar SGPT darah. Jangan lupa untuk istirahat yang cukup dan berdoa meminta kesembuhan kepada Allah.


Tuh, neng dengerin kata pak dokter!

 
Iya atuh kang, saya teh sekarang mau nurut sarannya pak dokter agar cepat sembuh.
Baiklah bu Ocha silahkan ibu tebus obatnya di apotek, yang penting perlu diingat, tidak boleh lalai minum obatnya dan selalu makan makanan yang bergizi, banyak istirahat, dan perbanyak makan makanan mengandung protein dan vitamin B6. Untuk Pak Ocit, saya akan berikan vaksin BCG untuk kekebalan imun untuk pencegahan. Dan sebaiknya bapak juga disarankan menggunakan masker penutup ketika berhubungan / berbicara dengan bu Ocha.

baiklah dokter, saya nurut kalo begitu.
Jika sudah selesai teh kami permisi dulu, nuhun ya dokter.

Iya sama – sama pak Ocit dan bu Ocha, semoga lekas sembuh ya bu.

*Setelah selesai pemeriksaan, mereka pun bergegas mengambil obat seperti yang telah diberikan resep dokter. Dan akhirnya neng Ocha pun sadar akan kepeduliannya terhadap kesehatan, karena sehat itu mahal.

Begitulah cerita / ilustrasi yang dapat penulis sampaikan.
Kurang lebihnya mohon maaf lahir dan batin ^^


*Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Serial 3 - TB: Bisa Disembuhkan*
Periode 21 April - 04 Mei 2014


Daftar Referensi:

20 September 2010

FAKTA SEJARAH “THALASSAEMIA DAPAT HIDUP SEHAT TANPA TRANFUSI” (TESTIMONI)

FAKTA SEJARAH “THALASSAEMIA DAPAT HIDUP SEHAT TANPA TRANFUSI” (TESTIMONI)

Pertama kali di Indonesia bahkan di Dunia - Semua hanya atas Kuasa Allah, puji syukur ibu saya (Ibu MENING - sebagai orang tua penderita thalassaemia mayor) diberikan petunjuk Allah dalam menemukan jalan kesembuhan untuk penyakit kedua anak saya sebagai penderita Thalassaemia Mayor.
Yakinlah bahwa semua penyakit ada obatnya, marilah kita selalu bermunajat kepada Allah agar kita selalu diberikan petunjuk dan kemudahan.  
                       
TESTI MONI 20 tahun yang lalu, mencermati, menelusuri, memahami, menghayati dan mengalami, berdasarkan logika, rasional, keyakinan, insting dan Doa.

Berdasarkan Peta Thallasaemia, Bahwa THALASSAEMIA adalah nama suatu jenis Anemia. Kata Thalassaemia berasal dari bahasa Yunani (Thalassaemia berarti laut atau anemia) dan artinya “ANEMIA LAUT“ karena  banyak orang  yang menderita penyakit ini  hidup di sekitar Laut Tengah, dan Penyakit ini disebut  pula ‘ Mediterania Anemia.

Puji syukur atas Rahmat dan Karunia Allah, bahwa ibu saya bukan siapa–siapa, dan selaku orang Tua saya telah divonis menderita Thalassaemia Mayor, dari hasil diagnosa RS. Cipto Mangunkusumo 20 tahun yang lalu,  menurut  keterangan Dokter bahwa saya harus tranfusi darah selama hidupnya.  Puji syukur saya, dapat hidup sehat tanpa tranfusi darah  selama 20 tahun  sehat walafiat cukup dengan pola makan 4 SEHAT 5 SEMPURNA dan RAMUAN HERBAL ALAMI yang tumbuh subur di bumi Pertwi Indonesia ciptaan Allah ini fakta sejarah di Indonesia bahkan di dunia.

3 DIFINISI Tentang apa yang sesungguhnya Thalassaemia mayor itu?

1.      Pendapat Dra. Sriwinasih / Mening 
Testi moni : 1990 - 1991
Bahwa Thalassaemia apapun itu namanya Mayor atau minor yang terjadi pada anak–anak, faktor penyebab utama yang sesungguhnya adalah anak-anak  kekurangan  gizi  yang sangat akut, terjadi secara berlarut–larut  serta  di barengi proses pencernakan anak tidak dengan baik, rasa mual, eneq, mau muntah tetapi tidak bisa muntah, ingin buang angin susah, tidak ada nafsu makan dan susah tidur nyenyak, yang pada akhirnya anak mudah sakit-sakitan.  Sehingga kondisi fisiknya semakin lemah, muka pucat, mudah lelah dan letih karena darahnya rendah / Hb Drop (dibawah normal).  Seperti yang telah dikemukakan Dr. MODEL dari Inggris bahwa ”Thalassaemia is the most important inherited disease in the world”, penyakit thalassaemia awalnya terkena pada anak-anak sejak usia 3-18bulan dan kemudian tampak menunjukan gejala atau suatu kelainan pada penderita. Dra. Sriwinasih berpendapat bahwa Anemia indentik Thalassaemia minor karena gejala, keluan sama dan cara penangulanagan pun sama .

2.      Pendapat  Dra  Sri Winasih / Mening  dan  Indrtiati  (Biologi)
Testi moni II  :1997
Thalassaemia  Mayor  yang  terjadi pada anak–anak biasa terjadi diusia 0–5  tahun. Usia yang sangat sensitif sekali  dalam perawatanya. Anemia  yang terjadi pada anak–anak disebabkan karena kebutuhan jumlah kadar protein dan kalori dalam  kondisi  tubuhnya tidak pernah mencapai target atau normal dan tidak seimbangnya antara berat badan dan umur si  anak, sehingga  anak mudah sakit–sakitan, fisik semakin lemah, letih, tidak ada nafsu makan, mual, perut terasa begah atau kembung dan sulit tidur, serta terindikasinya dalam mengkomsumsi obat anti biotik dan obat panas yang berdosis tinggi.
Sehingga sel–sel darah merah itu mudah pecah dan rusak karena tidak mampu  menerima obat  tersebut yang pada akhirnya  Hb  si anak menjadi drop dan secara dratis HB bisa hanya 4 bahkan Hb hanya 2,5, Itulah THALASSAEMIA MAYOR,

INGAT!! Tetapi sepanjang sel darah merah yang telah pecah dan rusak, diatasi secara tepat dan benar maka Hb si anak-anak akan membaik secara bertahap, dan kontinyu  sehingga  anak dapat  hidup sehat Walafiat tanpa harus tranfusi darah atau hidup Ketergantungan darah orang lain. KuNcinya adalah orang tua penderita harus telaten dan teliti pada gejala yang anak hadapi!!

3.      Pendapat Dra. Sri Winasih/Mening:
Setetes sel  Darah Merah yang terbentuk dalam tubuh penderita akan lebih sempurna dan efektif dengan mengkonsumsi zat–zat nutrisi yang berasal dari pola makan 4 sehat 5 sempurna dan Ramuan Herbal Alami, yang tanpa resiko zat–zat kimia karena dapat menjaring rangsangan sel darah merah dalam jumlah yang lebih besar sehingga sel–sel darah  mudah terbentuk sendiri dengan kualitas Hb normal atau lebih optimal dan ketahanan tubuhnya tetap sehat prima. Menurut Analisa secara logika, rasional  dan bukti nyata.

Sumber : http://go-hidupsehat.blogspot.com

THALASSAEMIA (Artikel dari Sulastowo)

Talasemia adalah penyakit yang diturunkan, yang berasal dari pasangan yang membawa sifat talasemia. Dalam hal ini kemungkinan yang terjadi pada anak yang dilahirkan adalah 25% talasemia mayor, 50% carrier (pembawa sifat) dan 25% sehat. Maksudnya, dalam setiap kehamilan dari pasangan tersebut terdapat kemungkinan satu berbanding empat bagi anak mereka untuk menderita talasemia mayor, dua banding empat kemungkinan anak membawa gen talasemia (carrier) dan satu banding empat kemungkinan anak berdarah normal dan tumbuh sehat.

Menurut ginekolog Prof. Dr. dr. Gulardi Wiknjosastro, seandainya janin telah diketahui mengidap talasemia, perlu kiranya orang tua melakukan konseling genetik dengan tim? yang terdiri dari dokter kebidanan, dokter anak, psikolog dan ahli agama sehingga orang tua mendapat informasi sejelas-jelasnya.

Saat ini, menurut Prof Dr. Sangkot Marzuki, penyakit talasemia adalah penyakit keturunan yang paling banyak? di Indonesia. “Frekuensinya terus meningkat dengan penderita sekitar 2000 orang per tahun,” jelas Direktur Lembaga Biologi Molekul Eijkman ini.

Bagi sebagian besar orang tua, mempunyai anak yang menderita talasemia merupakan beban yang sangat berat, baik moral maupun material. Pasalnya, selain harus terus memonitor tumbuh kembang si anak, biaya yang dibutuhkan untuk transfusi darah juga tergolong mahal, bisa menghabiskan jutaan rupiah tiap bulannya.

Talasemia merupakan penyakit kelainan darah yang bersifat menurun (genetik). Pada keadaan ini, sel darah merah yang dihasilkan tubuh tidak normal dan pecah lebih cepat dari sel darah merah normal. Akibatnya, sepanjang hidupnya penderita terpaksa bergantung pada pasokan darah donor agar dapat memperpanjang hidupnya.

Secara umum, kita membagi talasemia menjadi talasemia mayor dan talasemia minor (disebut juga talasemia trait/pembawa sifat). Umumnya penderita talasemia minor tidak merasakan gejala apapun. Hanya kadang-kadang mengalami anemia kekurangan zat besi ringan. Untungnya lagi, tidak semua penderita talasemia minor atau carrier kelak akan mengidap talasemia mayor. Kemungkinan untuk itu hampir tidak ada.

Berbeda dengan talasemia minor, anak yang menderita talasemia mayor perlu mendapat perhatian juga perawatan khusus. Pasalnya, di dalam tubuhnya tidak tersedia hemoglobin dalam jumlah cukup karena tulang sumsumnya tidak dapat memproduksi sel darah merah dalam kadar yang dibutuhkan. Pada saat lahir, anak umumnya lahir normal tetapi pada usia 3 sampai 18 bulan mulai kekurangan darah. Untuk itu, anak harus segera diobati, jika tidak kemungkinan usianya hanya mencapai 1-8 tahun.

Menurut Kepala subbagian Hematologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI dr. Djajadiman Gatot SpA(K), pada umumnya anak yang mengidap talasemia sering memperlihatkan gejala? rewel, tidak nyenyak tidur, susah makan dan sering muntah. Malah jika disertai muka pucat, perut membesar dan keras karena limpa membengkak dapat dipastikan anak tersebut telah mengidap talasemia mayor (stadium berat). Untuk itu, disarankan agar si anak tidak berolahraga, bermain atau melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membuat anak cepat lelah. (i-comers)

Sumber:

Pisang Sumber Karbohidrat, bikin otak jadi fresh!

Selain memberikan kontribusi gizi lebih tinggi daripada apel, pisang juga dapat menyediakan cadangan energi dengan cepat bila dibutuhkan. Termasuk ketika otak mengalami keletihan.
Makanan ringan dari pisang sangat populer bagi masyarakat di perkotaan maupun pedesaan. Beragam jenis makanan ringan dari pisang yang cukup populer antara lain kripik asal Lampung, sale (Bandung), molen (Bogor), dan epe (Makassar).


Ada laporan yang menyebutkan bahwa pisang berasal dari Asia Tenggara, Brasil, dan India. Di Asia Tenggara, pisang diyakini berasal dari Semenanjung Malaysia dan Filipina. Pisang telah lama berkembang di India, yaitu sejak 500 tahun sebelum Masehi dan menyebar sampai ke daerah Pasifik.


Pisang berkembang subur pada daerah tropis yang lembab, terutama di dataran rendah. Karena itu, di daerah hujan turun merata sepanjang tahun, produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim. Tidak heran, Indonesia, Kepulauan Pasifik, dan Brasil terkenal sebagai negara pengekspor pisang.
Namun, Indonesia tidak termasuk dalam 15 negara terbesar di dunia yang mengonsumsi pisang. Masyarakat di negara-negara Afrika dan Amerika Latin dikenal sangat tinggi mengonsumsi pisang setiap tahunnya.


Berdasarkan cara konsumsi, pisang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, contohnya pisang ambon, susu, raja, seribu, dan sunripe. Plantain adalah pisang yang dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli.

Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.


Energi Instan
Nilai energi pisang sekitar 136 kalori untuk setiap 100 gram, yang secara keseluruhan berasal dari karbohidrat. Nilai energi pisang dua kali lipat lebih tinggi daripada apel. Apel dengan berat sama (100 gram) hanya mengandung 54 kalori.



Karbohidrat pisang menyediakan energi sedikit lebih lambat dibandingkan dengan gula pasir dan sirup, tetapi lebih cepat dari nasi, biskuit, dan sejenis roti. Oleh sebab itu, banyak atlet saat jeda atau istirahat mengonsumsi pisang sebagai cadangan energi.


Kandungan energi pisang merupakan energi instan, yang mudah tersedia dalam waktu singkat, sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat. Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara bertahap, sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu tidak terlalu cepat. Karbohidrat pisang merupakan cadangan energi yang sangat baik digunakan dan dapat secara cepat tersedia bagi tubuh.


Gula pisang merupakan gula buah, yaitu terdiri dari fruktosa yang mempunyai indek glikemik lebih rendah dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup baik sebagai penyimpan energi karena sedikit lebih lambat dimetabolisme. Sehabis bekerja keras atau berpikir, selalu timbul rasa kantuk. Keadaan ini merupakan tanda-tanda otak kekurangan energi, sehingga aktivitas secara biologis juga menurun.


Untuk melakukan aktivitasnya, otak memerlukan energi berupa glukosa. Glukosa darah sangat vital bagi otak untuk dapat berfungsi dengan baik, antara lain diekspresikan dalam kemampuan daya ingat. Glukosa tersebut terutama diperoleh dari sirkulasi darah otak karena glikogen sebagai cadangan glukosa sangat terbatas keberadaannya.


Glukosa darah terutama didapat dari asupan makanan sumber karbohidrat. Pisang adalah alternatif terbaik untuk menyediakan energi di saat-saat istirahat atau jeda, pada waktu otak sangat membutuhkan energi yang cepat tersedia untuk aktivitas biologis.

Namun, kandungan protein dan lemak pisang ternyata kurang bagus dan sangat rendah, yaitu hanya 2,3 persen dan 0,13 persen. Meski demikian, kandungan lemak dan protein pisang masih lebih tinggi dari apel, yang hanya 0,3 persen. Karena itu, tidak perlu takut kegemukan walau mengonsumsi pisang dalam jumlah banyak.


Kaya Mineral
Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, kalsium, dan besi. Bila dibandingkan dengan jenis makanan nabati lain, mineral pisang, khususnya besi, hampir seluruhnya (100 persen) dapat diserap tubuh.


Berdasarkan berat kering, kadar besi pisang mencapai 2 miligram per 100 gram dan seng 0,8 mg. Bandingkan dengan apel, yang hanya mengandung 0,2 mg besi dan 0,1 mg seng untuk berat 100 gram.



Kandungan vitaminnya sangat tinggi, terutama provitamin A, yaitu betakaroten, sebesar 45 mg per 100 gram berat kering, sedangkan pada apel hanya 15 mg. Pisang juga mengandung vitamin B, yaitu tiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin B6 (piridoxin).


Kandungan vitamin B6 pisang cukup tinggi, yaitu sebesar 0,5 mg per 100 gram. Selain berfungsi sebagai koenzim untuk beberapa reaksi dalam metabolisme, vitamin B6 berperan dalam sintetis dan metabolisme protein, khususnya serotonin. Serotonin diyakini berperan aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.


Vitamin B6 juga berperan dalam metabolisme energi yang berasal dari karbohidrat. Peran vitamin B6 ini jelas mendukung ketersediaan energi bagi otak untuk aktivitas sehari-hari. @ DR. Ir. Faisal Anwar, MS Staf Pengajar Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB

http://k4yu.blogspot.com
 

About Me

Photo Flipbook Slideshow Maker

Im just no longer entirely mine... then I just can sing out: I believe You're my Healer I believe You are all I need You hold my world in Your hands I believe You're my portion I believe You're more than enough for me.. You're all I need.

Followers

By The Way Blog this!

Apa yang tertulis di Blog ini adalah mengenai info - info seputar masalah kesehatan dan gaya hidup sehat,, Setiap pembaca bebas menanggapi atau sekedar ikut menikmati atau mau berbagi pengetahuan atau kisah seputar kesehatan... tentulah boleh ! It's a Smart Ways to live well Rakyat Sehat,, Bangsa Kuat !! Sebab Sehat itu Mahal !!

Think Smart to live well Copyright © 2009 Community is Designed by HOME